Translate

22 December, 2012

Mimpi-Mimpi Ketenu 4

Keluarga majikan Ketenu kedatangan tamu istimewa. Seorang bule bernama Patrik dari Swedia. Patrik bukan Patrick adalah kenalan keluarga majikan Ketenu yang pernah datang ke rumah itu sebelumnya. Awalnya Patrik  hanyalah seorang traveler yang kebetulan mampir di kota Ketenu. Tapi kemudian oleh salah seorang anak majikan Ketenu yang berprofesi sebagai dosen bahasa Inggris, Patrik diundang untuk menginap di rumah mereka selama dia berada di kota ini. Itu kejadian dua tahun yang lalu sebelum Ketenu bekerja dengan keluarga itu. Kali ini Patrik kembali datang. Sepertinya dia benar-benar cinta dengan kota yang sebenarnya tidak ada objek wisata yang benar-benar layak untuk di kunjungi.

Patrik tiba di satu Sabtu pagi ketika semua anggota keluarga sedang berkumpul termasuk Ketenu. Patrik termasuk tipe orang yang tidak banyak bicara. Dia hanya menebar senyum lebar ketika bersalaman dengan setiap orang. Dengan tinggi tubuh hampir dua meter dan rambut pirang panjang melewati bahu, Patrik mirip dengan Maria Sharapova, petenis cantik asal Rusia jika di lihat dari belakang. Semua menyalami Patrik dengan hangat sambil mengucapkan selamat datang. Tapi ketika semua sudah bersalaman dengan Patrik, semua baru menyadari Ketenu telah lenyap dari ruangan itu. "Ketenu, kamu dimana?" teriak sang nyonya rumah memanggil Ketenu. "Iya Bu, saya di kamar saja Bu," Ketenu menjawab dengan suaranya yang terdengar sama-samar. Akhirnya anak perempuan majikan Ketenu masuk ke kamar Ketenu untuk mengajaknya keluar. "Lho, kok Yuk Tenu malah ngumpet di sini, ayok kenalan sama Patrik," ujarnya seraya menarik pergelangan tangan Ketenu yang besar. "Yuk Tenu takut Mbak, kok tinggi sekali dia, rambutnya kok pirang kayak rambut tante sebelah yang suka ke salon? Jangan-jangan dia itu perempuan jahat, Mbak." Ketenu berusaha menolak ajakan itu. Tapi dia tidak bisa menolak lagi ketika majikannya kembali memanggilnya keluar. 

Dengan tangan dingin gemetaran, Ketenu berjabatan tangan dengan Patrik. "Hello, nice to meet you," ujar Patrik dengan ramah. Sambil setengah menangis Ketenu menoleh ke arah anak majikannya, "Mbak, dia bilang apa, Mbak? Dia pasti bilang Yuk Tenu jelek ya Mbak?" Ketenu yang hanya sempat bersekolah sampai kelas dua SD karena keburu dipaksa menikah oleh orang tuanya tidak pernah sempat belajar bahasa Inggris. "Nggak Yuk Tenu, dia bilang Ayuk cantik." Tentu saja anak majikan Ketenu hanya bergurau agar Ketenu merasa nyaman dan mau berkenalan dengan Patrik. Spontan mata Ketenu berbinar dan senyumnya merekah seperti kembang matahari di pagi hari. Hilang rasa takutnya melihat Patrik yang berambut pirang dan bermata hijau itu. Bahkan tanpa disuruh Ketenu langsung bergegas menyiapkan kamar tamu yang berada persis di depan kamarnya untuk Patrik.

Ketenu yang biasanya bangun di atas pukul 10 pagi, kini sanggup bangun pukul 7 demi bisa menyiapkan sarapan pagi buat Patrik. Hampir setiap pagi Patrik yang telah bangun dan mandi berdiri di depan pintu menikmati hangatnya sinar matahari. Hal ini dapat dimaklumi mengingat betapa susahnya menemukan hangat matahari di musim dingin di negaranya, Swedia. Kenyataan ini tidak pernah bisa diterima oleh Ketenu yang tetap ngotot bilang kalau Patrik itu aneh karena selalu berjemur di bawah sinar matahari. "Saya aja tahan ngabisin gaji sebulan untuk beli obat pemutih muka dan badan. eh dia malah mau ngitamin kulitnya," omel Ketenu yang didengar oleh anak-anak majikannya dengan putus asa karena percuma memberi penjelasan kepadanya, toh dia tidak pernah bisa mengerti. Seperti biasa pagi itu Ketenu bersemangat ingin menyiapkan sarapan untuk Patrik. "Ibu, pagi ini Tenu nyiapin apa buat sarapan Bang Patrik?" tanya Ketenu. "Coba kamu tawarin dia mi instan aja, Tenu," jawab si nyonya yang buru-buru bergegas menuju garasi. Ketenu bengong sesaat, dia bingung bagaimana caranya menawarkan mi ke Patrik. Akhirnya dia tahu solusinya. Kebetulan Anak bungsu majikannya yang masih duduk di bangku kelas 6 SD belum pergi ke sekolah dan sedang memaki sepatu. "Dek, Yuk Tenu mau nanya, bahasa Inggrisnya apakah kamu mau mi apa ya dek?" Tanya Ketenu penuh semangat soalnya sebentar lagi dia bisa ngobrol dengan Patrik. Anak majikan Ketenu menjawab, "Oh gampang Yuk, bahasa Inggrisnya do you want mi? gitu Yuk," jawab si anak sambil berlari keluar rumah menuju sekolahnya yang tidak jauh dari rumahnya.

Tanpa menunggu lama, Ketenu langsung menemui Patrik yang masih berjemur berdiri menghadap matahari di pintu samping rumah. "Hai Patrik" Sapa Ketenu denga senyum semanis madu andalannya. "Hi Ketenu" balas Patrik dengan sopan.  Meluncurlah kalimat yang telah diajarkan oleh anak majikannya dari mulutnya. "Do you want mi, Patrik?" Tanya Ketenu dengan rasa bangga di dada karena bisa mengucapkan kalimat bahasa Inggris itu dengan lancar. Wajah Patrik sedikit berubah, "Excuse me?" Patrik merasa mungkin dia salah dengar. "Do you want mi?" Kali ini Ketenu mengucapkannya dengan suara keras agar Patrik mendengarnya dengan jelas. "No, I'm sorry, I don't want you, thank you very much," jawab Patrik sambil membuat tanda menolak dengan telapak tangan kanannya. Kelihatannya Patrik menjadi agak sedikit gugup, terkejut dan takut mendengar pertanyaan Ketenu itu. Ketenu bergegas kembali ke dapur sambil menggerutu panjang pendek. "Ya sudah, kalau nggak mau disiapain sarapan, kan situ yang lapar," kata ketenu sambil mencuci piring. Alhasil pagi itu Patrik kelaparan karena tidak makan apa-apa. Sepertinya Ketenu harus belajar bahasa Inggris.

 


No comments:

Post a Comment